Rabu, 21 November 2012

ALLOH Hanya Memanggil Kita Tiga Kali



Suatu ketika ada seorang Ibu bercerita pada anaknya di dalam masjid Nabawi ketika mereka sedang bersiap untuk melaksanakan rukun umroh menuju Makkah Al-Mukaromah. Ibu berkata bahwa Allah hanya memanggil kita tiga kali saja seumur hidup. kening sang anak berkerut, “sedikit sekali Allah memanggil kita?”, tanya anak. Ibu tersenyum, “Iya, tahu tidak apa saja tiga kali panggilan itu ?”. sang anak menggelengkan kepala.

Panggilan PERTAMA adalah AZAN, 


ujar ibu. “Itu adalah panggilan Allah yang pertama. panggilan itu sangat jelas terdengar ditelinga kita, sangat kuat terdengar. ketika kita sholat, sesungguhnya kita menjawab panggilan dari Allah. tetapi Allah masih fleksibel, Beliau tidak cepat marah akan sikap kita, kadang-kadang kita terlambat, bahkan tidak sholat sama sekali karena malas. Allah tidak marah seketika, Beliau masih memberikan rahmatNya, masih memberikan kebahagiaan bagi umatNya, baik umatnya itu menjawab panggilan AzanNya atau tidak. Allah hanya akan membalas umatNya ketika hari Kiamat nanti”, lanjut ibu.

Ibu melanjutkan,



panggilan yang KEDUA adalah panggilan HAJI/UMRAH.

panggilan ini bersifat halus dan sifatnya bergiliran, hamba yang satu mendapatkan kesempatan yang berbeda dengan hamba yang lain. jalannya pun bermacam-macam, yang tidak punya uang menjadi punya uang, yang tidak merencanakan ternyata akan pergi, ada yang memang merencanakannya dan terkabul.

Ketika kita mengambil niat Haji/Umrah, berpakaian Ihram dan melafazkan: Labaik Allahuma Labaik, sesungguhnya kita saat itu menjawab panggilan Allah yang kedua. saat itu kita merasa bahagia, karena panggilan Allah sudah kita jawab, meskipun panggilan itu halus sekali. Allah berkata, laksanakan Haji/Umrah bagi yang mampu.

Dan panggilan yang KETIGA, lanjut ibu, adalah KEMATIAN. 

panggilan yang kita jawab dengan amal kita. pada kebanyakan kasus, Allah tidak memberikan tanda-tanda secara langsung dan kita tidak mampu menjawab dengan lisan dan gerakan. kita hanya menjawabnya dengan amal sholeh Kita. karena itu manfaatkan waktumu dengan sebaik-baiknya. jawablah ketiga panggilan Allah dengan hatimu dengan sikap yang HUSNUL KHOTIMAH. Insya Allah Syurga adalah balasannya.

Mata sang anak berkaca-kaca, teringat akan banyak kelalaiannya. menunda-nunda sholat dengan banyak alasan ini itu yang pada mulanya menimbulkan keresahan dan kegelisahan batin yang sangat halus sampai pada akhirnya kegelisahan itu tidak lagi terasa dan menjadi biasa saja. Allahurabbi. kemudian dengan tekad kuat, sang anak melafadzkan, “Aku menjawab panggilan Umrahmu, ya Allah, Tuhan Semesta Alam”.

Istiqomah bukanlah hal yang didapat dengan begitu saja. maka mintalah kepada Allah, Sang Maha pembolak-balik hati agar senantiasa diistiqomahkan dalam ketaatan kepadaNya hingga sampai waktu tuk berpulang ke rahmatullah. semoga kita dapat mengakhiri perjalanan hidup ini dengan husnul khotimah. Amin.

Wahai Rabbi yang menguasai hati.
Duhai Rabbi sang pemilik jiwa-jiwa.
Wahai yang maha pembolak-bolak hati.
Ya Allah teguhkan kami, teguhkan hati kami dalam ketaatan kepadaMu. Amin.

Senin, 29 Oktober 2012

Lyrics Jonghyun Shinee – “So Goodbye” [OST. City Hunter




So Goodbye Don’t cry and smile
gaseum sirideon sigandeul
moduda bonaejulgeoya
So Goodbye eodumsok oerobdeon na
nan nega piryohae
I need your love again

mae-il tto geuraewat deusi
apeun sangcheowa seulpeun gi-eokeul
jiwogadeon na
neol cheo-eum bon geu sungane nan
meomchundeuthaetgo nan neoman boyeosseo
geochinsiryeone muneojyeo gajiman
huhoeneun eobseul geot gata
dununeul gameumyeon ni sumgyeori neukkyeojyeo
ijeneun nan useul su isseo
So Goodbye Don’t cry and smile
gaseum sirideon sigandeul
moduda bonaejulgeoya
So Goodbye eodumsok oerobdeon na
nan nega piryohae
I need your love again
geochinsiryeone muneojyeo gajiman
huhoeneun eobseul geot gata
dununeul gameumyeon ni sumgyeori neukkyeojyeo
ijeneun nan useul su isseo
So Goodbye Don’t cry and smile
gaseum sirideon sigandeul
moduda bonaejulgeoya
So Goodbye eodumsok oerobdeon na
nan nega piryohae
I need your love again
So Goodbye Don’t cry and smile
himgyeobdeon sigandeul
neol wihaeseo neol wihae ijeobolkkeoya
So Goodbye eodumsok oerobdeon na
nan nega piryohae
I need your love again
nan nega piryohae
I need you for my love




                              Indonesia Translate

Selamat tinggal, jangan menangis dan tersenyumlah
Karena hari itu, aku akan menghadiahkan itu
Dan memberikannya padamu
Selamat tinggal kesendirianku
Yang pernah bersembunyi di balik kegelapan
Aku membutuhkanmu
Aku membutuhkan cintamu lagi

Setiap hari aku seperti menunggu sebuah kedatangan
Meninggalkan sakitnya luka dan kesedihan dari ingatanku
Kesan pertama melihatmu
Seolah-olah waktu telah berhenti,
Mataku hanya melihatmu
Meskipun ada sebuah rintangan
Aku tidak akan menyesal
Aku menutup mataku dan bisa merasakan nafasmu
Jadi aku bisa tersenyum

Selamat tinggal, jangan menangis dan tersenyumlah
Karena hari itu, aku akan menghadiahkan itu
Dan memberikannya padamu
Selamat tinggal kesendirianku
Yang pernah bersembunyi di balik kegelapan
Aku membutuhkanmu
Aku membutuhkan cintamu lagi

Meskipun ada sebuah rintangan
Aku tidak akan menyesal
Aku menutup mataku dan bisa merasakan nafasmu
Jadi aku bisa tersenyum
Selamat tinggal, jangan menangis dan tersenyumlah
Karena hari itu, aku akan menghadiahkan itu
Dan memberikannya padamu


Selamat tinggal kesendirianku
Yang pernah bersembunyi di balik kegelapan
Aku membutuhkanmu
Aku membutuhkan cintamu lagi
Selamat tinggal, jangan menangis dan tersenyumlah
Karena tahun ini sangat melelahkan
Demi kamu, aku akan melupakanmu
Selamat tinggal kesendirianku
Yang pernah bersembunyi di balik kegelapan
Aku membutuhkanmu
Aku membutuhkan cintamu lagi

Selamat tinggal kesendirianku
Yang pernah bersembunyi di balik kegelapan
Aku membutuhkanmu
Aku membutuhkan cintamu lagi
Selamat tinggal, jangan menangis dan tersenyumlah
Karena tahun ini sangat melelahkan
Demi kamu, aku akan melupakanmu
Selamat tinggal kesendirianku
Yang pernah bersembunyi di balik kegelapan
Aku membutuhkanmu
Aku membutuhkan cintamu lagi

Aku membutuhkanmu
Aku membutuhkanmu untuk mencintaiku


Jumat, 28 September 2012

PengINGAT !


Moco iki serasa di TAMPAR : :-(

'Wanita akhir zaman itu, bersemangat membantu suami berniaga bukan karena ingin menegakkan kehormatan dien, tapi karena berburu kaya. Semangat menyala demi merebut hasrat untuk bermegah-megah. 

Sementara bisnis pokoknya, mengantar anak ke surga, cukup sekolah yang mengurusnya. Bahkan sekolah pun tidak untuk menghindarkan anak dari api neraka, tetapi semata agar kelak mereka terampil memperebutkan dunia. Adapun yang mengasuh dan merawat jiwa mereka, pembantu yang melaksanakannya. Julukannya pembantu, tapi ia pelaksana utama.'
M. Fauzil Adhim. 

Mesti terbersit wae urusan dunia. Khawatir tindakan kita nyatane mengenyampingkan urusan akhirat, walau gak bermaksud :( Mudah2an kita gak termasuk.

Ada seseorang yang berkata : "sekolah full day,even Islam terpadu itu dilematis. Karena bagaimanapun anak itu amanah untuk orangtua mendidiknya, rasanya kok kurang sreg kalau tugas itu diambil alih oleh sekolah. Tp diakhir nanti tetep orangtua yang harus mempertanggungjawabkan... semoga kita semua bisa menjawab saat nanti ditanya".

Rabu, 26 September 2012

Rasa Itu ...

Aku .....Aku ...
Aku memang bukan orang yang tahu segalanya. 

Why ? why ? Ketika mengetahui tentang sebuah kebenaran itu rasanya sangat menyakitkan. Kebenaran dari kesalahan masa lalu. Sebuah ungkapan kebenaran dari pelaku-pelaku masa lalu.

Ternyata banyak hal (kebohongan) yang sangat jauh-jauh dari hal yang ku ketahui. Alhamdulillah, banyak referensi yang masuk. Melalui ketidak sengajan itulah yang menjadikan kebenaran itu terlihat/terungkap. 

Sekarang ..... 
Aku .....
Aku sedang mencoba bangun dari keterpurukanku
Aku sedang mencoba tersenyum dari tangisanku
Aku sedang mencoba tegar dari rasa sakit hatiku 
Aku sedang mencoba bangkit dari pengkhianatan itu  
Wake Up .... Wake Up .... 

Rabu, 19 September 2012

Habibie dan Ainun - Potret Cinta Sejati Prof. B.J. Habibie

“Ainun dan saya bernaung di bawah cinta milik-Mu ini dipatri  menjadi MANUNGGAL sepanjang masa. Hanya dengan tatapan mata saja tanpa berbicara sering dapat berkomunikasi langsung dan mengerti isi hati dan kehendak kami.”
 
Posting kali ini saya akan coba me-review buku yang baru saja saya baca. Semoga njenengan tidak kecewa dengan tulisan saya ini, maklum baru belajar membuat resensi buku. Kritik dan saran atau pandangan lain terhadap buku ini akan sangat saya harapakan.
 
Kemanunggalan jiwa yang dipatri oleh cinta yang murni, sempurna, dan abadi. Itulah salah satu pesan dari buku berjudul “Habibie dan Ainun” yang akan selalu terngiang-ngiang di benak kita setelah membacanya. Membaca buku yang ditulis langsung oleh Bapak B.J.Habibie ini seolah kita diajak mengarungi catatan harian cinta seorang Bacharudin Jusuf Habibie dengan Hasri Ainun binti Besari, kekasih abadinya sepanjang masa.
 
Adalah tepat kiranya bagi Pak Habibie menulis buku ini dengan tujuan salah satunya untuk terapi mengobati kerinduan dan kehilangan istri tercintanya, Ibu Ainun Habibie. Terapi kerinduan dari kehilangan seseorang yang selama 48 tahun 10 hari mendampingi  hidup putra Pare-pare ini. Goresan kenangan tentang cinta tulus dan bakti Ibu Ainun inilah yang sanggup mengisi kekosongan jiwa Pak Habibie  saat masa awal beliau merasa kehilangan.
 
Kisah cinta Ainun dan Habibie berawal dari pertemuan di Rangga Malela 11B, rumah kediaman keluarga Besari–keluarga besar Ainun–tinggal. Habibie, seorang insinyur yang baru pulang dari Jerman bertemu kembali dengan Ainun, kawan SMA-nya, seorang dokter lulusan FK UI setelah 7 tahun tak pernah jumpa. Perjumpaan secara tidak sengaja itu membawa Habibie muda terlarut dalam kerinduan pandangan mata indah Ainun yang akan selalu dikenangnya. Pandangan mata pada 7 Maret 1962 yang akan menjadi saksi cinta abadi sepasang insan manusia.
 
Kedua insan yang dipertemukan oleh cinta dari Allah itupun kemudian menikah. Alur kisah pun bergulir tentang cinta dan pengabdian seorang Ainun kepada suaminya. Cinta dan pengabdian Ainun adalah manifestasi ke-MANUNGGGAL-an jiwa, hati, dan batin Ainun dan Habibie. Dengan cinta dan pengabdian itulah yang membuatnya tetap setia mendampingi Habibie. Kesetiaan yang tetap dijaga Ainun walaupun saat menjadi seorang istri seorang asisten peneliti, pejabat teras perusahaan Jerman MBB, bahkan ketika menjadi Ibu Negara sekalipun. Cinta Ainun kepada Habibie tetap sama tulus tak berubah sepanjang waktu. Cintanya dari hati dan jiwa yang manunggal, yang memberi ketenangan kepada Habibie untuk terus menjaga idealismenya membangun negeri pertiwi. Cintanya tetap hidup walau Ainun dan Habibie terpisah dua dunia yang berbeda.
 
Cukup banyak kita temukan kisah cinta Pak Habibie dan Ibu Ainun di dalam buku ini yang mungkin belum pernah kita ketahui sebelumnya. Buku ini menarik untuk dibaca bagi siapa saja yang ingin mengetahui atau memahami kehidupan seorang insinyur hebat bernama BJ Habibie dari sudut pandang yang berbeda. Selain itu, di dalamnya juga banyak di dominasi oleh kisah kesetiaan Ibu Ainun sebagai seorang istri hingga akhir hayat dari sudut pandang suaminya. Pembaca juga tak hanya dapat menikmati kisah cinta kedua pasangan abadi itu saja, di buku ini juga terselip beberapa puisi dan doa seorang Habibie kepada istrinya.
 
Keseluruhan kisah di dalam buku setebal 335 halaman ini menurut penulisnya sengaja disajikan mirip novel agar enak dibaca oleh pembacanya. Walaupun demikian, dari awal hingga akhir membacanya saya merasa masih belum bisa menikmati buku ini layaknya kisah sebuah novel. Entah kenapa, saya masih merasa karya Pak Habibie ini lebih pantas saya apresiasikan sebagai sebuah biografi ketimbang novel. Jalan cerita yang terlalu datar dan minimnya metafora,yang menurut saya adalah bumbu rahasia setiap novel, membuat saya hampir bosan membaca hingga di tengah buku. Tidak hanya bosan, kadang saat membaca buku ini saya merasa kurang nyaman manakala ada beberapa kata yang salah edit dan beberapa cerita terkesan diulang-ulang dalam beberapa bab.
 
Pada awalnya, saya sangat penasaran dengan isi buku ini. Di kota Jogja sendiri saya hampir saja kehabisan buku ini karena ludes terjual hingga bulan Desember 2010 lalu. Siapapun akan mengira, buku ini akan mengisahkan untold story kehidupan pasangan Prof. Habibie dan dr. Ainun. Siapapun juga pasti pernah mengetahui kesetiaan seorang Habibie untuk terus menunggui makam almarhumah istrinya selama 40 hari yang sempat menjadi topik hangat media beberapa waktu lalu. Mungkin inilah yang menurut saya menjadi salah satu pemicu larisnya buku ini di pasaran. Namun saya agak sedikit kecewa setelah membaca keseluruhan kisah di buku ini. Harapan saya untuk mendapatkan kisah kemanunggalan cinta Habibie dan Ainun kurang terobati. Menurut saya, rasanya kebanyakan cerita nyata buku ini lebih mengekspos kehidupan Pak Habibie sendiri dengan bumbu kisah cinta dan pengabdian Ibu Ainun. Gregetnya baru terasa saat detik-detik wafatnya Ibu Ainun. Di bagian akhir buku itulah baru saya rasakan cinta dan sayang Habibie dan Ainun yang membuncah. Cinta yang tumpah-ruah dan sanggup menumpahkan air mata haru.
 
Terlepas dari beberapa kekurangan di atas, buku ini setidaknya layak mendapat apresiasi lebih dari seluruh penikmat buku, apalagi dari pengagum sosok Habibie karena iktikad baik beliau untuk membagi kisah cinta pribadinya kepada khalayak umum. Saya rasa pembaca juga patut untuk mengapresiasi keberanian beliau untuk menuangkan kisahnya dalam bentuk novel. Suatu peristiwa yang mungkin agak langka bagi seorang profesor engineering sekelas Habibie. Dibalik itu semua buku ini memberikan ilham dan keteladanan bagi para pencari resep spiritual bagi bangunan rumah tangga sakinah. Itulah inti dari pesan dan keteladanan berharga yang dapat kita serap dari buku ini. Selamat membaca!
 
Sumber
Posted by: dhieliem

Jumat, 31 Agustus 2012

~ R E ( N U N G ) A N ~


MAKNA DARI AKAD NIKAH

Bismillah ...
Ketika suatu saat dirimu akan menikah dengan seorang, ataupun saat kau sudah terikat dalam sebuah pernikahan. Tentunya pernikahan itu melewati proses AKAD-NIKAH bukan?
Yang intinya berbunyi : 
"Aku terima nikahnya si dia binti ayah si dia dengan mas kawinnya ..... "

Singkat, padat dan jelas. Tapi tahukah makna 'Perjanjian/Ikrar' tersebut?
Ini diaaaa --> 

''maka aku tanggung dosa2nya si dia dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yg telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yg berhubungan dgn si dia, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yg menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak2ku''.

Jika Aku GAGAL ?
"Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku". (HR. Muslim) 


Duhai para istri,,
Begitu beratnya pengorbanan suamimu terhadapmu, karena saat Ijab terucap, Arsy_Nya berguncang karena beratnya perjanjian yg di buat oleh manusia di depan RABB nya, dgn di saksikan para malaikat dan manusia, maka andai saja kau menghisap darah dan nanah dari hidung suamimu, maka itupun belum cukup untuk menebus semua pengorbanan suami terhadapmu.
.
Renungilah biar kita semua tau betapa besarnya pengorbanan dan tanggung jawab/beban sang ayah, atau laki-laki !!

Dan bagi laki2 yg belum berbuat demikian krn tdk/blm mengetahui arti ikrarnya, inilah saatnya utk memperbaiki diri......

LOVE U Bapak .... Semoga Allah menaikkan derajatmu ^_^ 

Kata Bapak : 
"Rivalmu adalah Bapakmu ini, bukan orang lain" 
(Rivalku bukan orang lain. Tetapi Bapak Ibu-lah RIVALku. Mereka yang menjadikanku seperti saat ini, yang selalu membimbingku. Mungkinkah aku bisa mengalahkan Bapak-Ibu dalam mendidik anak2ku kelak?)

Rabu, 01 Agustus 2012

Kemasan Masa Lalu _ tak harus dihapus

Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu

Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.

Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu


                    -------------- *** ----------------

Wajah manis duduk di kursi merah tadi malam
Menikmati penantian dalam kesendirian dan kebimbangan.
Mencari jawaban yang masih tertinggal di antara realitas.
Mungkinkah hal ini akan mengubah segalanya?
Wujudkan impian dalam khayal.

Bilakah dermaga hidup terlabuhi.
Menukar sunyi dalam kegaduhan.
Menghadirkan keriangan dalam keramaian.
Menjadikan senandung cinta dari pencinta
Lebih bermakna...

Tarian waktu yang tak terhenti.
Berkuasa membawa diri pada masa dan ruang kepastian.
Musim semi itu akhirnya terjemput.
Pijar-pijar bahagia bergelayut di taman sang pencinta.
Menyesakan dada hingga tak mampu berkata

Ikrar suci yang terlantun.
Semoga dari hati yang tulus
(ng dalam la-ro-se)
                          ______________ *** _______________
Cinta ada,
selalu menjaga…
berkorban,
saling melengkapi,
dan membuatnya berharga


Maka,
selalu Jagalah Cinta,
yang tanpa kita sadari…
selalu ada berdiri di samping kita,
di sekitar kita,
bersama kita,
               ____________ *** ____________
 
Masjid lama ini memutarkan kembali memori-memori yang telah banyak terlepas dari otakku
yang terjejali dengan kesibukan dunia.
merasakan sejukknya kasih sayang yang tiada diminta
udara keimanan yang masih menempel dalam dada

kemana aku selama ini
yang tidak bisa merasakan manisnya anugerah terbesar ini
malangnya Nasib hamba ini.

melakukan sebuah ritual yang ternyata masih dalam taraf penggugur kewajiban saja
hufff,,, manusia ini hanya kembali ketika diri mulai putus asa,, betapa hina nya diri ini. kembli disaat membutuhkan

MArgorahayu dalam kepenatan dunia, masih menerima kehadiran setiap manusia yang hendak kembali.
tahutan adzan menyeruak memanggil jiwa-jiwa yang sudah terbaiat.

baiklah sabda Mu telah menenangkan hatiku bahwa Engkau Tidak akan merubah nasib  Kecuali  dia sendiri yang merubahnya.
aku ingin berubah, menjadi hambamu yang selalu menghadirkan nama-namaMu dalm setiap Lisan,perbuatan dan langkah, karena kini ku yakin bahwa Engkaulah yang hanya bisa menawarkan setiap racun dan penyakit dalam hidupku.